Friday, April 16, 2010

Askep gangguan pencernaan

 

ILEUS PARALISIS
1. DEFINISI
Ileus paralysis atau biasa disebut dengan istilah adynamic ileus yaitu suatu keadaan atau kondisi berkurang atau tidak adanya bising (peristaltic) usus dan distensi abdomen. Biasanya kondisi ini merupakan komplikasi setelah pambedahan usus atau abdomen.
2. ETIOLOGI
Penyebab dari kondisi ileus paralysis ini yaitu keadann stress fisiologi seperti:
√ Bedah abdominal
√ Luka bakar
√ Komlikasi dari Infeksi
√ Toksin
√ Perlukaan / trauma pada abdomen
√ Ketidak seimbangan cairan elektrolit
3. PATOFISIOLOGI
Sejauh ini menurut penelitian, bedah abdominal merupakan penyebab utama dari ileus paralysis. Hal ini dikarenakan bahwa ileus paralysis ini sering terjadi pada beberapa psien yang telah dilakukan operasi abdominalis.
Kelebihan aktivitas sistem syaraf simpatik diduga dapat menurunkan atau menghilangkan gerakan peristaltic usus tersebut, sehingga usus menjadi flaccid dan tersumbat secara fungsional
Cairan terakumulasi didalam lumen usus karena sekrasi intestinalnya normal akan tetapi absorpsi dan motilitasnya terhambat.
Terdapat sedikit peningkatan interaluminal, sehingga menyebabkan cairan didistribusikan diluar jalur. Hal ini menimbulkan sedikit resiko terjadinya iskemia pada dinding intestinal.
Ada juga resiko terjadinya dehidrasi yang bias menyebabkan terjadinya shok dan renal failure sebagai hasil dari kehilangan cairan dari intestinal melalui muntah atau penyerapan cairan dan elektrolit yang tidak pada tempatnya.
4. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama dari kondisi ileus paralysis ini yaitu sebagai berikut:
 Menurunnya atau hilangnya bising usus (peristaltic usus)
 Nyeri akibat Distensi abdomen
 Mual dan muntah
 Bila terjadi dehidrasi terjadi oliguria, tachikardi, turgor kulit jelek, dan membran mukosa kering.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
√ Hb
√ Lekositosis
√ Elektrolit
 Radiologi
√ Sinar x abdomen untuk menunjukan adanya pola gas dan cairan dalam usus.
√ Thoraks poto
√ LLD
 Pemeriksaan khusus
√ Cairan gaster dan empedu
5. KOMPLIKASI
√ Rupture usus
√ Peritonitis
6. FOKUS PENGKAJIAN
 Wawancara / Anamnesa
√ Biodata pasien
√ Riwayat kesehatan :
 Keluhan utama : Nyeri akibat distensi abdomen, mual & muntah.
 Riwayat kesehatan sekarang; dengan narasi PQRST
 Riwayat kesehatan dahulu;
 Riwayat kesehatan keluarga;
 Pemeriksaan fisik
Pertama, Kaji tingkat kesadaran dan tingkat nyeri pasien. Sementara itu, untuk pemeriksaan fisik pada pasien dengan kondisi ileus paralisis difokuskan pada daerah sekitar abdomen; seperti berikut:
√ Inspeksi
Amati kesimetrisan abdomen, warna dan turgor kulit. Adanya pigmentasi, retraksi dan benjolan pada abdomen.
√ Auskultasi
Amati suara bising / gerakan peristaltik usus. Dapat terdenganr jelas pada daerah abdomen kuadran IV ( kanan bawah). Normalnya 4-12 X/menit.
Pada pasien dengan kondisi ileus paralisis bisisng / gerakan peristaltik usus menururn atau bahkan hilang (tidak terdengar).
√ Palpasi
Kaji ketegangan otot-otot abdomen. Palpasi apakah ada terdapat pengerasan atau obstruksi pada bagian lambung atau usus.
√ Perkusi
Kaji apakah ada gas, cairan atau massa.
7. MASALAH KEPERAWATAN
√ Resiko terhadap kehilangan / kekurangan volume cairan b.d muntah drainase GI yang berlebih.
√ Nyeri b.d distensi abdomen
√ Resiko tinggi infeksi
√ Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual / muntah berlebih
√ Ansietas kurang pengetahuan tentang penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tindakan
8. INTERVENSI KEPERAWATAN
√ Resiko terhadap kehilangan / kekurangan volume cairan b.d muntah drainase GI yang berlebih.
 Pantau TTV
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit melalui intravena (infus)
 Pertahankan intake dan output cairan
 Observasi turgor kulit dan membran mukosa

√ Nyeri b.d distensi abdomen
 Kaji tingkat nyeri pasien
 Berikan posisis nyaman (semi fowler)
 Lakukan distraksi dan terapi relaksasi
 Pertahankan tirah baring dengan pispot sesuai program
 Jaga lingkungan tetap tenang
 Kolaborasi pemberian analgetik
√ Resiko tinggi infeksi
 Pantau kualitas dan intensitas nyeri, TTV dan ukur dan catat lingkar abdomen setiap 2-4 jam perhari.
 Beri tahu dokter bila nyeri abdomen meningkat, suhu tubuh meningkat, lingkar abdomen terus meningkat disertai dengan berhentinya bising usus secara tiba-tiba.
 Untuk pasca operasi, bersihkan luka setiap hari

√ Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual / muntah berlebih
 Awasi intake dan output, catat bila terjadi adanya mual / muntah
 Auskultasi bisisng usus
 Kolaborasi pemberian anti emesi
 Timbang berat badan secara teratur
 Konsultasi kepada ahli gizi untuk pengaturan diet
 Bila perlu kolaborasi pemberian darah
√ Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tindakan
 Gunakan pendekatan tenang dalam memberiak informasi
 Beri dorongan untuk bertanya
 Jelaskan semua tujuan tindakan yang diprogramkan

REFERENSI

 Rrunner & Suddarth. 2001. BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. Philadelphia EGC.
 France Donovan Monahan & Mariane Neigh born. 1998. MEDICAL-SURGICAL NURSING. EGC
 Swearingen. 2001. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. Jakarta. EGC
 TIM DOSEN. 2003. PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK KDM. Bandung. STIKes DHB.
 WWW.GOOGLE.COM


No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate