Monday, February 12, 2018

Cerita bagian 2

 



Namun ketika kami bertukar pikiran kadang terhenti sejenak kemudian disambung lagi karena ada beberapa kawan yang kesana kemari  bahkan ada pula pemeriksaan memasuki ruangan yang pada akhirnya sambung menyambung saja ceritanya tersebut. Akhirnya yang tadi disebutkan di depan Salah satu alasan perselisihan “ tidak nyaman” itu memang bukanlah suatu alasan utama ternyata ada hal yang lain yaitu faktor finansial, lingkungan dan tingkat sosial.
Kemudian saya tanya dari semua permasalahan yang baru yang utama mana dulu yang paling berat menurut x ini, dan dia menjawab adalah yang kedua yaitu faktor lingkungan, dan lingkungan disini bukanlah dengan masyarakat atau rekan kerja tapi dengan seseorang, terbukalah akhirnya cerita yang kesana kemari itu pencetusnya.  X ini menceritakan sedetail mungkin bagaimana perselihan itu muncul sehingga bisa terjadi perselihan dan mengakui lebih nyaman diluar rumah ketimbang di rumahnya sendiri. Posisi saya disini untuk sementara hanya jadi pendengar setia saja karena saya lihat dari setiap penuturan dan susunan kata-katanya x ini lagi meluapkan kekesalan dan amarahnya apa yang lagi dihadapinya, akhirnya singkat cerita x pun terlihat lelah dengan semua cerita yang di ujarkanya bahkan terlihat terputus-putus nada bicaranya terkadang juga meminum air serta nada suaranya yang tadinya lantang akhirnya pelan.
Dari semua cerita yang disampaikan x ini saya tangkap pemasalahanya utama ada pada drinya sendiri meskipun faktor finansal, dan faktor sosial juga berperan penuh didalamnya karena sudah terkontaminasi dengan masalah yang sedang dihadapinya sebab kalau salah satu terpengaruh apa pasti yang lainnya pun kan kena imbasnya dan pada akhirnya jadi luar biasa dan pertanyaannnya timbul kenpa mau mencoba main-main dengan api, kalau pada akhirnya tidak  mampu untuk memadamkan. Meskipun pada awalnya hanya sebgai teman mengobrol lewat telp/komunikasi lewat mesagge untuk sekedar mengisi waktu saja itupun ketika jauh dari pantawan sang pasangan. Memang tidak salah kalau hanya sekedar teman biasa ya sewajarnya saja karena hidup ini kan perlu bersosialisasi, berdaptasi dan lain sebagainya  namun kalau sudah konteksnya melebihi batas harusnya sudah bisa menahan diri sendiri bahwa yang dilakukan tersebut adalah salah. Tidak perlu ada yang meminta atau yang memerintah langsung sadar diri bahwa ini adalah perbuatan salah dan sudah melebihi batas serta harus segera hentikan diiringi dengan pemikiran rasional mana yang  harus diutamakan dan mana yang tidak  harus diutamakan. Dan kalau memang tindakan selama ini yang dilakukan  salah apalagi diam-diam , mencuri waktu adalah hal yang sagat fatal apalagi statusnya sudah  berkeluarga (punya anak dan pasangan) apa lagi yang dicari, ladang ibadah sudah membentang  pintu syurga sudah didepan tinggal kitanya mau gimana dan bagaimana terhadap pasangan dan kelurga kita.
Selang beberapa jam  x datang dan mengatakan pada akhirnya ia mengakui salah dan akan meminta maaf pada pasangannya tersebut dan akan mengakhiri dengan  teman dekatnya tersebut meskipun tidak cukup mudah untuk melakukannya. Entah x ini benar benar melakukannya  atau tidak yang penting dalam hal ini adalah  memposisikan terlebih dahulu menjadi pendengar setia dan memberi solusi sebisa mungkin,  di terima tidaknya solusi yang diberikan itu dikembalikan pada  hati nurani x  mau seperti apa, gimn dan bagaimana juga yang terpenting mendoakan untuk kebaikan keluarganya. 

No comments:
Write komentar

Klik & Subscribe Ya..

Translate