Namun ketika kami bertukar
pikiran kadang terhenti sejenak kemudian disambung lagi karena ada beberapa
kawan yang kesana kemari bahkan ada pula
pemeriksaan memasuki ruangan yang pada akhirnya sambung menyambung saja
ceritanya tersebut. Akhirnya yang tadi disebutkan di depan Salah satu alasan
perselisihan “ tidak nyaman” itu memang bukanlah suatu alasan utama ternyata
ada hal yang lain yaitu faktor finansial, lingkungan dan tingkat sosial.
Kemudian saya tanya dari semua
permasalahan yang baru yang utama mana dulu yang paling berat menurut x ini,
dan dia menjawab adalah yang kedua yaitu faktor lingkungan, dan lingkungan
disini bukanlah dengan masyarakat atau rekan kerja tapi dengan seseorang,
terbukalah akhirnya cerita yang kesana kemari itu pencetusnya. X ini menceritakan sedetail mungkin bagaimana
perselihan itu muncul sehingga bisa terjadi perselihan dan mengakui lebih
nyaman diluar rumah ketimbang di rumahnya sendiri. Posisi saya disini untuk
sementara hanya jadi pendengar setia saja karena saya lihat dari setiap
penuturan dan susunan kata-katanya x ini lagi meluapkan kekesalan dan amarahnya
apa yang lagi dihadapinya, akhirnya singkat cerita x pun terlihat lelah dengan
semua cerita yang di ujarkanya bahkan terlihat terputus-putus nada bicaranya
terkadang juga meminum air serta nada suaranya yang tadinya lantang akhirnya
pelan.
Dari semua cerita yang
disampaikan x ini saya tangkap pemasalahanya utama ada pada drinya sendiri
meskipun faktor finansal, dan faktor sosial juga berperan penuh didalamnya
karena sudah terkontaminasi dengan masalah yang sedang dihadapinya sebab kalau
salah satu terpengaruh apa pasti yang lainnya pun kan kena imbasnya dan pada akhirnya
jadi luar biasa dan pertanyaannnya timbul kenpa mau mencoba main-main dengan
api, kalau pada akhirnya tidak mampu
untuk memadamkan. Meskipun pada awalnya hanya sebgai teman mengobrol lewat
telp/komunikasi lewat mesagge untuk sekedar mengisi waktu saja itupun ketika
jauh dari pantawan sang pasangan. Memang tidak salah kalau hanya sekedar teman
biasa ya sewajarnya saja karena hidup ini kan perlu bersosialisasi, berdaptasi
dan lain sebagainya namun kalau sudah
konteksnya melebihi batas harusnya sudah bisa menahan diri sendiri bahwa yang
dilakukan tersebut adalah salah. Tidak perlu ada yang meminta atau yang
memerintah langsung sadar diri bahwa ini adalah perbuatan salah dan sudah
melebihi batas serta harus segera hentikan diiringi dengan pemikiran rasional
mana yang harus diutamakan dan mana yang
tidak harus diutamakan. Dan kalau memang
tindakan selama ini yang dilakukan salah
apalagi diam-diam , mencuri waktu adalah hal yang sagat fatal apalagi statusnya
sudah berkeluarga (punya anak dan
pasangan) apa lagi yang dicari, ladang ibadah sudah membentang pintu syurga sudah didepan tinggal kitanya
mau gimana dan bagaimana terhadap pasangan dan kelurga kita.
Selang beberapa jam x datang dan mengatakan pada akhirnya ia
mengakui salah dan akan meminta maaf pada pasangannya tersebut dan akan
mengakhiri dengan teman dekatnya
tersebut meskipun tidak cukup mudah untuk melakukannya. Entah x ini benar benar
melakukannya atau tidak yang penting
dalam hal ini adalah memposisikan
terlebih dahulu menjadi pendengar setia dan memberi solusi sebisa mungkin, di terima tidaknya solusi yang diberikan itu
dikembalikan pada hati nurani x mau seperti apa, gimn dan bagaimana juga yang
terpenting mendoakan untuk kebaikan keluarganya.
No comments:
Write komentar